
Keterangan Gambar : Sosok Leni Nurmiyanti, M.Si
Setiap anak adalah dunia kecil yang penuh harapan. Dan di balik harapan itu, ada para pendidik yang bekerja sunyi, sabar, dan tanpa banyak sorotan. Salah satunya adalah Leni Nurmiyanti, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Universitas Cendekia Abditama (UCA), Tangerang.
Sebagai Kaprodi, Bu Leni bukan hanya sibuk mengatur perkuliahan dan kurikulum. Ia juga berdiri di garis depan dalam mempromosikan pentingnya pendidikan anak usia dini yang berbasis nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Di tengah arus pragmatisme pendidikan dan tantangan penjaringan mahasiswa baru, ia tetap yakin bahwa mendidik anak sejak dini adalah jalan panjang yang tidak boleh ditinggalkan.
“Nusantara adalah bangsa yang besar, untuk membangkitkan kejayaan bangsa yang besar diperlukan kebangkitan kesadaran secara kolektif untuk memahami pentingnya pendidikan generasi Indonesia sejak dini. Pondasi yang kuat tentunya diciptakan pada masa keemasan anak manusia yaitu di usia dininya.” ujar Bu Leni.
Keyakinan itu ia wujudkan tidak hanya di ruang kampus, tapi juga di lapangan. Ia menjadi bagian dalam Yayasan Lembaga Generasi Indonesia Mandiri dan menjadi pembina di TK Generasi Indonesia, sebuah taman kanak-kanak yang mengusung semangat nasionalisme sebagai nilai dasar. TK Generasi Indonesia memiliki kekhasan yang identitas disebut dengan Panca Salira, konsep yang dirancang untuk mengoptimalisasikan proses tumbuh kembang generasi Indonesia dengan dalam menjalankan kehidupannya yang harmonis, berbudi pekerti luhur, dan menjaga hubungan baik dengan sesama dan alam. Untuk mendukung konsep tersebut lembaga ini, membiasakan anak-anak mengenal Indonesia sejak dini: dari lagu-lagu perjuangan, budaya lokal, hingga rasa cinta pada tanah air.
Sebagai Kaprodi, Bu Leni juga terus menguatkan barisan dosen , mahasiswa serta peran alumni PIAUD UCA untuk menciptakan pendidikan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga mengembangkan kecerdasan spiritual dengan kelembutan, ramah, dan membentuk karakter anak. Bagi Bu Leni, mendidik anak bukan sekadar profesi—ini adalah amanah.
Momentum Hari Anak Nasional 2025 menjadi refleksi tersendiri baginya. Di tengah maraknya kasus kekerasan terhadap anak, ketimpangan akses pendidikan, dan kurangnya kesadaran akan pentingnya PAUD, ia menekankan bahwa peran guru PAUD tidak bisa lagi dianggap sebelah mata.
“Anak hebat lahir dari ruang yang aman, dari guru yang punya hati, dan dari keluarga yang paham cara mendampingi. Dan kami di PIAUD UCA hadir untuk mencetak guru-guru itu,” tegasnya.
Di tengah keterbatasan, PIAUD UCA tetap konsisten membuka ruang bagi siapa pun yang ingin belajar dan mengabdi di dunia anak. Melalui kurikulum yang terus dikembangkan, pendekatan praktik yang kontekstual, serta jejaring alumni yang aktif, Bu Leni dan timnya membuka pintu selebar-lebarnya bagi generasi muda yang ingin mengambil peran dalam pendidikan anak usia dini.
“Kuliah di PIAUD itu bukan soal jadi guru saja. Ini soal jadi penjaga masa depan bangsa dari usia yang paling awal. Kalau kamu cinta anak-anak, cinta ilmu, dan siap berproses dengan hati, PIAUD UCA adalah tempatmu,” ucapnya lugas.
LEAVE A REPLY