
Tangerang Raya – Bantenica.
Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, menjadi saksi hadirnya energi muda yang tak sekadar hadir untuk menunaikan kewajiban akademik. Lebih dari itu, mereka datang membawa semangat kolaborasi, pengabdian, dan transformasi. Melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Cendekia Abditama (UCA) bertajuk “Let’s Grow Together, Leave No One Behind”, mahasiswa mencoba memaknai kembali relasi antara kampus dan masyarakat.
Pembukaan KKN yang digelar di Aula Kecamatan Panongan pada Senin (23/6) dihadiri oleh jajaran civitas akademika, perangkat pemerintah kecamatan, para kepala desa, serta tokoh masyarakat. Acara ini bukan sekadar seremoni, melainkan penanda bahwa ilmu pengetahuan kembali diupayakan berpijak pada tanah tempatnya tumbuh: masyarakat.
Dalam lanskap itu, Ketua BEM FTIK UCA, Hizazil Fikri Mujaki, tampil sebagai wajah dari generasi muda yang percaya bahwa perubahan tidak bisa hanya diimajinasikan di ruang kelas. Ia menyatakan dengan lantang bahwa KKN bukan hanya proyek akademik, tetapi ruang hidup bagi mahasiswa untuk menyatu dengan masyarakat.
“Kami hadir di Panongan dengan satu tekad: kerja cerdas, kerja tuntas, dan membekas. Ini bukan slogan kosong, tapi prinsip kerja yang kami jalani dengan sadar dan sepenuh hati,” ungkap Hizazil.
Pernyataan itu menjadi ruh dari keseluruhan program. Di tengah pesimisme sebagian kalangan terhadap relevansi pendidikan tinggi, mahasiswa UCA justru memilih untuk hadir, menyapa, dan mendengar. Mereka menempatkan diri bukan sebagai pihak yang lebih tahu, tetapi sebagai mitra warga dalam merancang solusi dan membangun harapan.
Rektor Universitas Cendekia Abditama, Dr. Muhammad Subali, memaknai KKN sebagai jalan untuk menghadirkan pengetahuan yang membumi. Menurutnya, keterlibatan mahasiswa dalam pembangunan desa harus berbasis ilmu dan teknologi, namun tetap menjunjung etika keberpihakan. Sementara itu, Ketua Pelaksana KKN, Dr. Sunardi, menyebut kegiatan ini sebagai ruang latihan kepemimpinan sosial, tempat mahasiswa diuji tidak hanya lewat kecerdasan, tapi juga kepekaan.
Pemerintah Kecamatan Panongan melalui Sekretaris Camat, H. Rizkia Nurul Fajar, turut memberikan apresiasi. Ia melihat KKN sebagai bentuk sinergi lintas sektor yang mampu memperkuat jalinan sosial antara masyarakat dan kampus. Kehadiran mahasiswa di Panongan diharapkan membawa angin segar dalam pembangunan yang lebih partisipatif dan inovatif.
Rangkaian program KKN akan menyasar sejumlah isu strategis mulai dari pendidikan, kesehatan masyarakat, pengembangan ekonomi lokal, hingga digitalisasi desa. Semua dirancang dengan pendekatan partisipatif, agar tidak hanya menjawab kebutuhan, tapi juga menghidupkan potensi.
Dalam lanskap sosial yang terus berubah, KKN UCA menjadi penanda bahwa mahasiswa hari ini tak ingin sekadar dicetak untuk pasar kerja. Mereka ingin hadir di tengah masyarakat sebagai pembelajar yang juga pembangun. Panongan pun tak lagi sekadar lokasi pengabdian, tapi menjadi panggung di mana pengetahuan diuji, empati dirawat, dan perubahan dimulai.
LEAVE A REPLY