
Ruang Abjad Bangun Akses Pendidikan
Kabupaten Tangerang – Diseminasi “Perempuan Peduli Pendidikan” yang digelar Yayasan Rumah Ruang Abjad pada Sabtu (9/8/2025) di Aula Bola Sundul, Kabupaten Tangerang, menjadi ajang penting memperkuat peran strategis perempuan dalam pendidikan dan mendorong lahirnya kebijakan daerah yang responsif gender, termasuk wacana Peraturan Daerah (Perda) Pengarusutamaan Gender di Kabupaten Tangerang.
Direktur Visi Nusantara, Subandi Musbah, menegaskan bahwa perempuan harus mengambil peran lebih besar dan membangun kolaborasi lintas sektor. “Perempuan bukan hanya penerima manfaat pendidikan, tapi penggerak perubahan. Keterlibatan aktif mereka bisa melahirkan kebijakan strategis, seperti perda pengarusutamaan gender, yang berdampak langsung pada kualitas pendidikan di daerah,” ujarnya.
Ketua Yayasan Rumah Ruang Abjad, Hamzah Sutisna, menjelaskan bahwa diseminasi ini bukan sekadar forum diskusi, melainkan proses membagikan informasi, data, dan rekomendasi agar semua pihak memiliki landasan bersama dalam memperjuangkan akses pendidikan yang setara. “Diseminasi ini adalah cara kami memastikan hasil kajian dan aspirasi masyarakat tidak berhenti di ruang diskusi, tetapi bisa menjadi rujukan kebijakan dan program nyata di lapangan,” tegas Hamzah. Ia menambahkan, partisipasi aktif dari organisasi kemasyarakatan, pemuda, dan kelompok perempuan yang hadir menjadi bukti bahwa isu pendidikan adalah kepentingan bersama.
Sesi panel berlangsung interaktif dengan beragam sudut pandang. Raden Siska Marini, pendiri Ruang Aman, membahas pendidikan inklusif dan perlindungan pelajar perempuan di wilayah marginal. Yeni Puri Wahyuni, aktivis pemberdayaan, mengangkat pengalaman membangun komunitas belajar informal dari akar rumput. Ketua Fatayat NU Tigaraksa, Sitti Shofwatul Millah, menyoroti konstruksi nilai keagamaan yang mendorong pemberdayaan perempuan muda. Ani Apriani dari CISADANE menutup panel dengan paparan tentang literasi kritis dan bahasa inklusif sebagai instrumen perubahan struktural.
Selain menghadirkan diskusi gagasan, kegiatan ini juga menjadi momentum peluncuran program beasiswa S1 bagi perempuan dari latar belakang rentan, dengan target menjaring 50 penerima manfaat. Panitia berharap, hasil diseminasi akan dirangkum menjadi dokumen rekomendasi kebijakan pendidikan berbasis gender yang dapat memperkuat jejaring advokasi lintas sektor di Kabupaten Tangerang.
Dengan semangat kolaborasi antara komunitas, organisasi kemasyarakatan, pemuda, dan perempuan, Perempuan Peduli Pendidikan diharapkan menjadi langkah konkret menuju sistem pendidikan yang adil, inklusif, dan memberdayakan seluruh lapisan masyarakat.
LEAVE A REPLY